TARAKAN – Dr. Yansen TP, M.Si, yang tengah cuti tugas sebagai Bupati Malinau mengaku takjub dengan progres Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk yang digarap PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN). Ia optimistis infrastruktur pembangkit berkapasitas 1.375 MW itu akan mulai dibangun pada 2022.
Akan tetapi, perlu dukungan dari semua pihak, agar PLTA tersebut dapat diwujudkan sesuai harapan. “Kita harus berpikir jangka panjang. Melihat perspektif pembangunan Kalimantan Utara, khususnya. Yang memiliki kontinyuitas pembangunan. Di sini yang paling utama dalam pembangunan adalah energi. Harus ada kepastian dan saya dukung. Malinau punya potensi besar, hutan dan sungai. Maka saya kira tidak salah jika memanfaatkan potensi itu,” ujar Yansen menjelaskan pertimbangan pentingnya pembangunan PLTA Mentarang Induk, kemarin (5/10).
“Atas dasar ini, kami menerima kerja sama dari pengembang, khususnya PT KHN, Pak Antony Lesmana. Kita tahu beliau pengusaha yang sukses di bidangnya. Beliau juga ada kerja sama dengan Sarawak Energy Berhad yang punya kemampuan di bidang itu, dan mereka memiliki teknologi, artinya mereka sudah membangunnya,” sambung calon wakil gubernur Kaltara.
Kemitraan telah tertuang dalam nota kesepahaman dengan Pemda Malinau beberapa waktu lalu. “Kita dukung arahan Presiden (Ir. H. Joko Widodo). Ketika beliau berkunjung ke Malinau, saya ekspos selama 5 menit, beliau memberi apresiasi. Bahkan beliau agak terkejut, ternyata ini kok ada. Terungkap. Dan ia mengatakan ini lebih nyata progresnya. Beliau mengatakan, kita dukung, dan percepat prosesnya, agar memenuhi kebutuhan masyarakat dan daerah,” kisah Yansen terkait pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo, pada Kamis 19 Desember 2019.
Yansen meyakini, PLTA akan membawa dampak luas bagi masyarakat. Tidak hanya dalam pengembangan industri. Paling tidak menopang kebutuhan pembangunan ibu kota di Kalimantan Timur (Kaltim). “Sangat bisa ditarik ke jalur Mahakam dan seterusnya,” urainya.
Atas pertimbangan pandemi Covid-19, rencana Presiden untuk melakukan peletakan batu pertama pada Oktober 2020 ini tentu akan diurungkan. Proses akan tetap berjalan sesuai dengan tahapan. “Dari pihak Sarawak Energy di kita juga akhirnya berkomunikasi secara virtual karena lockdown (karantina wilayah) di Malaysia,” tambahnya.
Adapun dam PLTA Mentarang Induk akan dibangun setinggi 220 meter. Merupakan yang tertinggi se-Indonesia. “Bisa menjadi sumber pasokan air minum, irigasi persawahan, perikanan dan wisata. Kita berusaha PLTA membawa dampak luas bagi masyarakat. Sesuai komitmen kita, ini tidak sekadar memenuhi kelistrikan itu, tapi memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelas Yansen.
Pembangunan yang dimaksud melalui pendekatan sosial, menyangkut kesehatan, kesejahteraan dan resiliensi masyarakat, serta pendekatan ekonomi dalam hal peningkatan pendapatan dan lapangan pekerjaan, serta pendekatan lingkungan perlindungan lingkungan.
“Ini janji, tahun depan, atau paling lambat 2022. Paling tidak infrastrukturnya sudah berjalan di 2022 itu,” sambungnya lagi.
Dalam analisis mangenai dampak lingkungan (amdal) yang dikerjakan sejumlah konsultan internasional menambah keyakinan Yansen. “Bagaimana pun juga bermitra dengan bank dunia. Dan mereka memenuhi itu. Yang paling visible, mereka belomba-lomba melakukan studi. Seperti studi gempa, mereka meneliti itu. Saya punya kayakinan, pemerintah harus mendukung seperti ini. Jangan ada proyek kemudian berhenti di tengah jalan karena hambatan yang tidak terprediksi,” tukasnya. (adv/*/lim)
Sumber:https://kaltara.prokal.co/read/news/34882-yansen-optimistis-infrastruktur-jalan-di-2022.html